MAJENE, EAGLEPOUNCES – Serangan fajar atau biasa disebut politik uang adalah taktik yang umumnya diterapkan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).
Seperti pada 27 November 2024, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) harus mendapat perhatian di mana beberapa individu yang tidak bertanggung jawab akan melakukan tindakan yang tidak etis guna mempengaruhi hasil suara rakyat.
“Sebentar lagi kita akan menghadapi pilkada serentak 2024, tentunya para calon yang bertarung dalam Pilkada serentak akan mempersiapkan segala bentuk strateginya untuk meraih banyak suara,” tutur Herman Haeruddin, Senin (02/09/2024).
Disebutkan, untuk di daerah Sulawesi Barat terdapat tujuh ajang Pilkada yang akan di selenggarakan pada tahun ini, yaitu Pilkada Gubernur dan Bupati, diantaranya, Bupati Pasang Kayu, Mamuju Tengah, Mamuju, Majene, Polewali Mandar dan Mamasa.
“Rentetan pilkada di Sulawesi Barat ini, para calon kepala daerah sudah mempersiapkan srategi jitu untuk meraih suara terbanyak pada pertarungan Pilkada termasuk kesiapan dana yang cukup, sebab politik tanpa uang itu hambar,” ungkapnya.
Pernyataan masyarakat pemilih sudah umum di bicarakan. “Ada uang kami pilih tidak ada uang tunggu dulu”. Pengalaman yang dapat dilihat pada setiap pemilihan baik eksekitif maupun legislatif kebayakan yang meraih kursi terbanyak adalah para kandidat yang memiliki uang yang mumpuni.
“Sasaran empuk penyaluran money Politic adalah pemilih perempuan dan pemilih pemula yang tinggal di daerah pedesaan yang memiliki penghasilan dibawah standar rata-rata,” ujarnya.
Dipaparkan, pemilih perempuan juga gampang di bujuk, alias mudah termakan janji manis para politisi. “Ini karena kurangnya pengetahuan tentang pendidikan politik bagi masyarakat, sehingga memuluskan serangan fajar bagi calon-calon kepala daerah,” cetus Dosen STIT AL Chaeriyah Mamuju itu.
Dengan begitu, masyarakat pun selektif memilih serangan fajar, siapa calon yang lebih tinggi searangannya, maka itulah yang dipilihnya.
“Seharusnya ada gerakan sosial yang membidik para calon pemilih perempuan untuk melakukan pendidikan politik,” pintanya.
Ditambahkan, memilih dengan uang akan menghancurkan masa depan sendiri dan juga merusak masa depan masyarakat secarah umum. “Konsep pendidikan politik adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam berdemokrasi,” paparnya. (ikn)