Langsung ke konten
Eagle Pounces
Eagle Pounces
Eagle Pounces
  • Beranda
  • Populer
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Lainnya
    • Pendidikan
    • Internasional
    • Kesehatan
    • News
    • Ototekno
    • Daerah
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Redaksi
Beranda Kebudayaan CHF 2024, Ardiansyah Paparkan Keberagaman Kebudayaan
Kebudayaan  

CHF 2024, Ardiansyah Paparkan Keberagaman Kebudayaan

Redaksi
Desember 1, 2024Desember 1, 2024
Sekda Majene Ardiansyah menyampaikan sambutan pada CHF di Gedung Boyang Assamalewuang Majene, Sabtu malam (30/11/2024).

MAJENE, EAGLEPOUNCES – Tenun berupa bahan kain yang dibuat dari benang serat kayu, sutra dan lainnya meupakan kerajinan tangan menjadi salah satu kekayaan budaya, yang dimiliki Indonesia termasuk di daerah Sulawesi.

Penggunaan alat tenun berkembang lebih canggih, seperti Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang terbuat dari kayu yang menghasilkan tenunan lebih cepat, sehingga budaya tenun perlu dilakukan pemajuan agar tidak statik ditengah teknologi yang semakin canggi.

Dengan begitu, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 18 yang meliputi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat menggelar Celebes Heritage Festival (CHF) 2024 di Gedung Boyang Assamalewuang Majene, Sabtu malam (30/11/2024).

Kegiatan ini, terdapat 5 sub agenda, diantarannya workshop tenun, seminar nasional tentang tenun, pameran tenun, harmoni celebes dan fishion show yang dikemas dengan tema “Wisata Nusantara Tenun Sulawesi Mendunia bekerjasama Pemprov Sulbar, Pemda Majene, BPK Wilayah 17 Sulawesi Utara-Gorontalo, BPK Wilayah 19 Sulsel-Sulteng.

“Kegiatan CHF untuk membuka wawasan dalam pengembangan tenun, dan bagian dari penjabaran undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan,” terang Kepala BPK Wilayah 18 Sulteng-Sulbar Andi Samsul Rijal.

Dijelaskan, pengetahuan menenun yang dimiliki orang tua terdahulu harus diwariskan ke generasi muda. “CHF ini juga menghidupkan UMKM di daerah sehingga perputaran ekonomi bisa lebih baik,” tuturnya.

Ia berharap, agar pemerintah daerah mengembangkan kegiatan menenun untuk kemajuan budaya dan menghidupkan UMKM. “Sebenarnya yang kita lakukan hanya pemantik, sehingga diharapkan kepada pemerintah daerah dapat terus mengembangkan kegiatan menenun,” harapnya.

Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Majene Ardiansyah memaparkan, manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling kenal mengenal. “Berbeda adalah anugerah Tuhan yang patut disyukuri. Dan bersikap moderat, menerima terhadap perbedaan, toleransi, merupakan jalan terbaik membangun kebersamaan di tengah perbedaan,” ulasnya.

Dikatakan, Indonesia merupakan negara yang multikultural memiliki makna keberagaman kebudayaan yang menggambarkan berbagai kelompok sosial budaya dalam suatu negara.

“Indonesia dianugerahi kebudayaan yang beraneka ragam dan dapat ditemukan pada setiap aspek, baik ekonomi, sosial, budaya, maupun geografis,” urainya.

Ia menambahkan, bentuk keragaman dalam bidang sosial budaya dapat dilihat dari keragaman pada masyarakat di setiap daerah, di mana masyarakat memiliki kesenian daerah tersendiri, upacara adat, tata krama yang berbeda, suku, bahasa, maupun tarian daerah.

Kesempatan sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) Majene Ahmad Djamaan menyambut baik kegiatan CHF demi pemajuan kebudayaan, dengan menampilkan seni tari.

“Tentu kita sangat menyambut dan mengapresiasi CHF, selain menghidupkan kebudayaan kita di Majene juga UKM, para pengrajin dan para penggiat seni,” ujarnya.

Ahmad berkomitmen, akan membawa Majene sebagai garda terdepan dalam pemajuan budaya di Sulawesi Barat sehingga diharapkan Majene tampil menjadi pionir dalam pemajuan kebudayaan di Sulawesi Barat.

“Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, mulai tanggal 30 November sampai 3 Desembar 2024. Diikuti 200 pelaku seni yang akan menampilkan tarian dan nyanyian serta diisi praktek menenun,” sebutnya. (nad)

Berita Terkait

Disbudpar Majene Gelar Pengenalan Jenis Koleksi Museum Mandar
Disbudpar Majene Gelar Museum Masuk Sekolah
Peringatan Maulid di Salabose, Andi Syukri: Perbanyak Shalawat
Disbudpar Majene Gelar Musik Tradisional
Kelestarian Benda Bersejarah Museum Mandar Majene Melalui Konservasi
Lomba Edukatif Kultural Museum, Cahya Athifa-Syahwa Nur Salsabila Raih Juara I
Post Views: 95
#Ardiansyah#CHF#BPK#

Baca Juga

Disbudpar Majene Gelar Pengenalan Jenis Koleksi Museum Mandar
Disbudpar Majene Gelar Museum Masuk Sekolah
Peringatan Maulid di Salabose, Andi Syukri: Perbanyak Shalawat
Disbudpar Majene Gelar Musik Tradisional
Kelestarian Benda Bersejarah Museum Mandar Majene Melalui Konservasi
Lomba Edukatif Kultural Museum, Cahya Athifa-Syahwa Nur Salsabila Raih Juara I

Rekomendasi untuk kamu

Disbudpar Majene Gelar Pengenalan Jenis Koleksi Museum Mandar

MAJENE, EAGLEPOUNCES – Generasi penerus diharapkan tetap belajar untuk menumbuhkan kecintaan terhadap benda-benda bersejarah di…

Disbudpar Majene Gelar Museum Masuk Sekolah

MAJENE, EAGLEPOUNCES – Museum Mandar Majene merupakan satu-satunya museum yang ada di Provinsi Sulawesi Barat…

Peringatan Maulid di Salabose, Andi Syukri: Perbanyak Shalawat

MAJENE, EAGLEPOUNCES – Maulid yang digelar di Salabose merupakan agenda rutin dan turun temurun setiap…

Disbudpar Majene Gelar Musik Tradisional

MAJENE, EAGLEPOUNCES – Melestarikan budaya daerah tidak hanya tanggungjawab pemerintah, namun juga tanggungjawab setiap masyarakat. Khususnya di Kabupaten…

Kelestarian Benda Bersejarah Museum Mandar Majene Melalui Konservasi

MAJENE, EAGLEPOUNCES – Sebagai salah satu lembaga informasi, museum menyimpan sejumlah koleksi yang mengandung informasi…

Lomba Edukatif Kultural Museum, Cahya Athifa-Syahwa Nur Salsabila Raih Juara I

MAJENE – Lomba Edukatif Kultural Museum yang digelar pada Kamis 17 sampai 19 Sabtu Juli…

Copyright @ Eagle Pounces
  • Beranda
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Opini
  • Populer
  • Hukum & Kriminal
  • Hiburan
  • Politik
  • Lainnya
    • Internasional
    • News
    • Ototekno
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Daerah